Tidak semua kejelekan harus disembunyikan, terkadang hidup kita begitu terasa pahit kala terjepit. Bukan masalah berhutang itu baik atau buruk, yang lebih penting adalah orientasi diri pada sikap pribadi yang berani bersikap jujur.
Tidak semua uang itu jelek, semua bergantung pada pemakaian dan kebutuhan. Orang kadang ingin membeli barang mahal dan mewah, padahal yang mahal itu sebenarnya pujian dan gengsi, ingin terlihat anggun dimata orang dengan menghiasi pribadinya agar terlihat trendi.
Apalah daya, modal tak punya, beasiswa tak ada, jalan satu-satunya adalah berhutang, menambah pundi-pundi kekayaan memang, terlihat gentle di TV dengan jam tangan rolex tapi jiwanya sungguh miskin, untuk mengaku miskin saja tidak mau yang ada hanya ingin terlihat dalam daftar forbes, terkaya se Indonesia.
Kalau berani, jujurlah dengan hati, apa susahnya mengucap “Maaf, hari ini saya tidak punya uang” tidak melulu beralasan, belum ada yang bayar apartemen, belum terjual rumahnya yang bernilai milyaran, tapi ditangannya menempel rolex dan emas berlian.
Gejala penyakit orang-orang miskin selalu merasa sok kaya, mengaku di depan mertua mobil yang dipakainya milik sendiri padahal dapat nyewa.
Kebiasaan buruk ini tentu berakibat fatal tidak hanya harga diri dan keluarganya, juga berimbas pada finansial dengan anggunan hutang yang saban hari kian menumpuk tinggi, jadinya hutang tidak dilunasi, berbohong hampir setiap hari, bahkan pura-pura wisata kepantai aslinya melarikan diri.
Para investor dan orang Bank pun lama-lama makin gemas dan jengkel, ketika semua harta kekayaan disita bank, barulah kita sadar bahwa ketidakjujuran ternyata berakibat fatal, dan menyebabkan cacat mental.
Tidak semua hutang itu buruk, yang buruk justru pribadi kita yang selalu tidak jujur, tidak rumongso, hanya mengikuti arus dan trand budaya borjuis. Wisata tiap pekan, menghamburkan uang tanpa perhitungan.
Yang menjadi patokan “Yang penting asik, yang penting menarik”
Jujur, kita hanya satu kali diberi nyawa, jadikan hidup berarti,
ketika hutang menjadi solusi, maka bersiap-siaplah untuk pahit. Pahit menerima kenyataan bahwa tidak semua barang bisa dibeli, pahit bahwa hutang dan investasi bukan kebutuhan pribadi tapi permainan yang penuh prediksi dan strategi yang sangat matang.
Jangan berharap anda kaya selama masih gengsi.
Jujurlah anda mempunyai hutang dan kesulitan, maka anda akan merasakan pribadi yang asik dan menarik. (*)
0 Comments