F Siapa Itu KH.Maftuh Bastul Birri, Pokok Pemikiran, Dan Karyanya

Siapa Itu KH.Maftuh Bastul Birri, Pokok Pemikiran, Dan Karyanya


Nama lengkapnya adalah KH.Maftuh bin Bastul Birri. Beliau salah satu pendiri Pon. Pes. Madrasah Murottilil Quran (MMQ) Lirboyo Kediri.

Lahir pada tahun 1948 di Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah. Ia belajar di berbagai pesantren: Pon. Pes. Al-Munawir Krapyak, Pon. Pes. Ngrukem Bantul, Pon. Pes. Lirboyo Kediri, Pon. Pes. Sarang  Rembang. Pon Pes. Yanbu'ul Quran Kudus.

KH. Maftuh Bastul Birri adalah salah satu kiai produktif dalam bidang jurnalistik. Banyak tulisannya yang menggambarkan metodologi studi Al-Quran dan penggunaan tanda baca Rosm Utsmani.

Selain dikenal sebagai Pengasuh Pon. Pes. Lirboyo Kediri, ia juga disebut-sebut sebagai juru kunci Pon. Pes. MMQ dari desa Kodran, Semen, Kediri.

Tanda baca Al-Quran
Jika kita memperhatikan dengan seksama sebagian dari teks Al Quran yang diterbitkan oleh Indonesia dan non Indonesia, terutama cetakan dari Arab Saudi, yang biasanya diperoleh jamaah setelah kembali dari Mekah, maka kita akan menemukan perbedaan dalam teks penulisan kalimat dan penggunaan tanda baca.

Ini kemudian menjadi diskursus pemikiran Kiai Maftuh, tentang bagaimana perlunya menggunakan metodologi Al-Quran yang memiliki tanda baca Rosm Utsmani.

Menurut Kiai Maftuh, Al Qur'an seharusnya bisa dibaca menggunakan aksara dan tanda baca dari Rosm Utsmani, sedangkan beliau sendiri tidak menemukan rumusan membaca Al-Quran yang diterbitkan oleh Indonesia. Terutama cetakan yang diterbitkan menara Kudus.

Rosm Utsmani berarti sebuah konvensi kepenulisan yang telah baku sejak jaman Khalifah Utsman bin Affan  (25 H/ 646 M). Aturan penyebutannya biasanya dengan menghilangkan penulisan alif, wawu dan ya' dalam beberapa keadaan. Seiring berjalannya waktu, penulisan Rosm Utsmani juga disertai dengan membuang tanda dalam bentuk alif, ya 'dan wawu kecil.

Contoh-contoh Penulisan Rosm Utsmani
1- menambahkan huruf, misalnya; penulisan kata ملاقو ربهم dalam rasm ditambahkan alif setelah waw menjadi ملاقوا ربهم;

2- membuang huruf, misalnya; penulisan kata العالمين dalam rasm ditulis dengan tanpa alif setelah huruf ‘ain ( العلمين);

3- pergantian huruf, misalnya penulisan kata الحياة dalam rasm ditulis dengan pergantian alif dengan waw menjadi الحيوة;

4- penulisan hamzah, misalnya penulisan kata شطاه dalam rasm menjadi  شطئه;

5- kata yang disambung dan diputus penulisannya, seperti pada kata ان لا dalam rasm terkadang ditulis disambung menjadi الا; dan

6- penulisan salah satu dari dua qira’at yang tidak bisa disatukan tulisannya, misalnya bacaan Hafs pada QS al-Baqarah/2:132 yang dibaca ووصي karena mengikuti riwayat Qalun maka ditulis menjadi واوصي.

Pokok Pemikiran KH.Maftuh 
Kiai Maftuh mengkonfirmasi untuk mengajak semua santri dan masyarakat agar menggunakan naskah yang menggunakan konvensi dan tanda baca Rosm Utsmani.

Beliau kemudian membagikan buku pedoman secara gratis kepada para santri, di sampul bukunya tertera tulisan "Gunakanlah naskah ini (dengan gambar Al-Quran ditandai bacaan Rosm Utsmani), jangan menggunakan naskah lokal".

Beliau juga memasukkan sejumlah tanya jawab dalam buku tersebut, yang jika penulis dapat bagikan, memiliki esensi: (1) Ulasan dari tiga pendapat yang bertentangan tentang Rosm Utsmani; (2) Alasan bahwa beliau sangat menganjurkan membaca Al-Quran dengan Rosm Utsmani (3) Tanda baca Al-Quran dan penggunaannya di Indonesia; (4) Metodologi belajar dan mengajar pada MMQ atau Madrasah yang beliau rintis.

Gaya Berpikir
Pemikiran KH. Maftuh Bastul Birri mengacu pada pendapat bahwa negara harus menggunakan aturan Rosm Utsmani, dan larangan melanggar kaidah penulisan tersebut, baik sesuai kebutuhan atau secara bebas. Beliau memperjuangkan pendapat ini dan agak kecewa mengapa cara penulisan di Indonesia tidak mengikuti pedoman jumhur ulama (mayoritas).

Kiai Maftuh juga mengungkapkan bahwa ia samasekali tidak akan mengajak tanpa mempelajari terlebih dahulu dasar-dasar menggunakan tanda baca Al-Quran. Beliau kemudian telah mempelajari standar penulisan Al-Quran di Indonesia, dan menyayangkan bahwa standar penulisan ini dirancang tanpa menggunakan referensi lengkap.

Selain itu, banyak pula pihak-pihak yang memiliki inisiatif untuk menambahkan tanda baca baru, yang menurutnya bahkan lebih berbahaya bagi keorisinal tanda baca Rosmi Utsmani.

Karya-Karya Beliau
1- Hidangan Segar Al-Quran (Keutamaan-keutamaan dan Kewajiban Belajar al-Quran). Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.


2- Persiapan Membaca Al-Quran dengan Rosm Utsmani dan Tanda Baca yang Bertajwid. Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.

3-Mari Memakai Al-Quran Rosm ‘Utsmaniy (RU), Kajian Tulisan al-Quran dan Pembangkit Generasinya. Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.

4-Al-Quran Bonus yang Terlupakan, Metode canggih mengaji dan mengajar al-Quran dan Perihal yang Terkait. Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.

5- Fath al-Mannan (Tajwid Jawa Komplit). Surabaya: CV Ihsan.
Standar Tajwid Bacaan Al-Quran (terjemah bahasa Indonesia Fath al-Mannan). Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.

6-Reformasi Menurut Al-Quran. Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.

7- Manaqib al-Auliya’ al-Khamsin. Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.

8-Manaqib 50 Wali Agung (terjemahan bahasa Indonesia dari Manaqib al-Auliya’ al-Khamsin) Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.

9- Jet Tempur, Turutan Mengaji Al-Quran Kanak-kanak (Pemula). Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.

10- Mental Khataman Al-Quran. Kediri: Pustaka Jet Tempur, PPMQ Lirboyo.

11-Dan lainnya.

Lirboyo Berduka
Rabu 4 Desember 2019, ba'da dzuhur, Pondok Pesantren Lirboyo Kediri kembali berduka. Salah satu pengasuhnya, KH. Maftuh Bastul Birri, seorang hafidz dan pakar di bidang ulumul Quran, telah meninggalkan kita semua. Sosok Kiai Maftuh memiliki kontribusi besar dalam pengembangan penggunaan tanda baca Al-Quran menggunakan metode Rosm Utsmani di Indonesia. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah. Alfaaatihah..

Post a Comment

0 Comments