F (4) Kisah Nabi Muhammad, Kekosongan Wahyu

(4) Kisah Nabi Muhammad, Kekosongan Wahyu


KEKOSONGAN WAHYU

Setelah menyampaikan wahyu di gua Hira, malaikat Jibril tidak pernah menemui rasulullah selama beberapa waktu. Para ahli sejarah saling berselisih pendapat tentang tenggang waktu tidak diturunkannya wahyu. Ada yang berpendapat bahwa masa fatrah (kekosongan wahyu) adalah tiga tahun. Dan menurut sebagian keterangan dua setengah tahun, bahkan menurut sebuah hadits yang diriwayatkan ibnu Abbas hanya beberapa hari. Namun yang terkuat adalah selama 40 hari.

Tujuan diberhentikannya wahyu ini, agar Nabi Muhammad saw merasakan kerinduan untuk menerima wahyu setelah Allah swt memperlihatkan nikmatnya yang agung dengan memilihnya sebagai seorang nabi.

Ketika wahyu yang dirindukan tak kunjung turun, beliau merasa khawatir menghadapi kenyataan tersebut. Jangan-jangan  Allah telah memutuskan hubungan dengan nabi sebagai  perantara pada makhluq-Nya. Karena kekhawatiran inilah, setiap kali naik ke puncak gunung beliau ingin menjatuhkan dirinya kelembah. Namun tak lama kemudian malaikat Jibril menemui rasulullah dan berkata "Engkau adalah benar-benar utusan Allah swt." Begitu mendengar perkataan ini hati Nabi Muhammad SAW menjadi tenang .

Masa kekosongan wahyu (fatrah) adalah masa dimana al-qur'an untuk sementara waktu tidak diturunkan pada nabi. Dan pada masa ini tidak menutup kemungkinan malaikat Jibril tetap menemui nabi Muhammad saw. Seperti halnya tatkala malaikat Jibril menemui beliau ketika hendak bunuh diri.

Masa fatrah berakhir ketika nabi sedang berjalan tiba-tiba beliau mendengar suara dari langit. Sontak Nabi Muhammad saw menengadahkan wajhnya ke atas. Dan ternyata malaikat jibril yang telah mendatanginya di gua Hira' sedang duduk diantara langit dan bumi. Rasulullah saw takut karena teringat kejadian yang beliau alami pertama kali. Nabi lantas kembali ke rumah dan sesampai di rumah beliau bertemu dengan sayyidah Khodijah. Nabi berkata "Selimutilah saya, selimutilah saya!" Menurut riwayat Yahya ibn Abi Bakr, selain nabi memerintahkan untuk diselimuti, nabi juga meminta untuk disiram air dingin karena suhu badan beliau yang cukup panas. Maka allah SWT menurunkan surat Al muddatsir ayat 1-6 :

Artinya "Hai orang yang berkemul (berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan! Dan Tuhanmu agungkanlah! Dan pakaianmu bersihkanlah. Dan perbuatan dosa tinggalkanlah. Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.
Mulai saat itulah al-Qur’an kembali diturunkan kembali secara berangsur-angsur.

Post a Comment

0 Comments