F (4) Kisah Dakwahnya Nabi Muhammad, Islamnya Para Sahabat Penting

(4) Kisah Dakwahnya Nabi Muhammad, Islamnya Para Sahabat Penting


ISLAMNYA SAHABAT HAMZAH RA.

Salah satu penyiksaan kaum Musyrikin kepada nabi Muhammad saw justru menjadi penyebab masuk islamnya Hamzah bin Abdul Mutholib. Hamzah ra sangat marah saat seorang budak wanita melaporkan kejahatan yang dilakukan Abu Jahal terhadap putera saudaranya. Ia langsung mendatangi Abu Jahal dan memarahi serta mencacinya. Hamzah berkata "Berani-beraninya kau mencaci Muhammad, padahal aku berada pada agamanya!".

Alloh swt menerangi hatinya dengan Nurul Yaqin,  keyakinan yang bersinar terang bagaikan cahaya, sehingga ia menjadi orang yang sangat kuat islamnya, membela kaum Muslimin, berwatak tidak mau direndahkan oleh musuh-musuh islam. oleh sebab itu, nabi Muhammad saw menyebutnya dengan Asadulloh [Singanya Alloh].

Ibnu Ishaq berkata: saya mendapatkan riwayat dari seorang laki-laki dari bani Aslam. Dalam satu riwayat di jelaskan bahwa, suatu ketika, Abu Jahal menghadang Nabi yang sedang lewat di daerah bukit Sofa. Tidak ada maksud lain dari dirinya kecuali menyiksa, menyakiti Nabi Saw dan mencela agama islam. Namun Nabi Saw tidak memberikan perlawanan apapun pada perlakuan Abu Jahal. Setelah Abu Jahal melakukan semua itu, ia kembali menuju balai pertemuan kaum Quraisy di dekat Ka’bah. Disana ia berkumpul bersama teman-temannya.

Peristiwa itu ketahui oleh seorang budak perempuan Abdillah Ibnu Jud’an dari bani Tayyim. Saat itu ia berada di rumahnya yang terletak di atas bukit Sofa. Tak lama kemudian Hamzah bin Abdul Mutholib datang dari berburu dengan merentangkan busur di badannya. Hamzah merupakan pemuda terhormat dan sangat kuat. dia sangat menjunjung tinggi martabat dan harga diri. Saat itu ia masih memeluk agama kaumnya.
Sudah menjadi kebiasaan Hamzah, setiap kali habis berburu ia tidak langsung pulang, akan tetapi singgah dulu ke ka’bah untuk melakukan thowaf. Disana ia selalu berhenti sejenak, untuk mengucapkan salam dan berbincang-bincang bersama kaum Quraisy.

Saat Hamzah melewati bukit Sofa, ia bertemu dengan seorang wanita yang telah mengetahui perbuatan buruk Abu Jahal pada nabi Muhammad saw. Budak itu berkata “wahai Aba Amaroh (julukan sayyidina Hamzah ra), andai saja engkau melihat kejadian yang dialami putra saudaramu dengan Abbal Hakam (julukan Abu Jahal ) !. Baru saja Abbal Hakam bertemu dengan Muhammad disini (sofa). ia mencela, menyakiti dan menghina Muhammad. Setelah puas, Abu Jahal pergi meninggalkan Muhammad begitu saja seraya mengeluarkan cacian dan hinaan."

 Mendengar itu, Hamzah langsung naik pitam. Seketika itu ia pergi menuju tempat biasanya Abu Jahal berada. Ia tidak lagi menghiraukan tujuan pertama datang ke baitulullah, yaitu berthowaf.  Biasanya Hamzah selalu mengucapkan salam pada orang-orang Quraisy yang berada di balai pertemuan, lalu bercakap-cakap dengan mereka. Namun kali ini lain, Ia Langsung masuk masjid dan mencari Abu Jahal. Hamzah melihat Abu Jahal sedang duduk-duduk bersama kaumnya. Hamzah menghampiri Abu Jahal dan langsung memukul kepalanya dengan busur hingga terluka. Kepada Abu Jahal, Hamzah berkata "Engkau berani memaki – maki Muhammad, ketahuilah bahwa aku membenarkan agamanya dan apa yang di ucapkannya! Lawanlah aku jika engkau berani !"

Orang-orang dari Bani Makhzum yang berada ditempat itu segera mengambil tindakan untuk menolong Abu Jahal,  spontan Abu Jahal berkata “biarkan Abu Amaroh (julukan Saiyyidina Hamzah). demi Allah, ini adalah salahku, sesungguhnya aku telah mencela putra saudaranya”.

Ketika Hamzah masuk islam dan baiat pada Nabi saw,  orang-orang Quraisy merasa bahwa Nabi Saw telah menjadi kokoh dan terlindungi oleh Hamzah. Sehingga mereka agak takut dan menghentikan sebagian siksaan-siksaan terhadap beliau.

Dalam sebuah riwayat, Ibnu Ishaq berkata: Hamzah kembali kerumahnya, sejak itu ia selalu dibisiki setan dalam hatinya. setan berkata “kamu adalah pemimpin kaum Quraisy. Kamu telah mengikuti seseorang yang pindah agama (nabi Muhammad saw), dan kamu telah meninggalkan agama nenek moyangmu, Sungguh kematian lebih baik bagimu dari pada perbuatanmu ini”. Setan itu terus membisikinya.

 Hamzah berkata “ya Allah jika apa yang aku lakukan adalah benar maka berikanlah keyaqinan yang kuat dalam hati ku, dan jika tidak, maka tunjukkanlah jalan keluar bagiku dari semua ini".

Semalaman Hamzah tidak bisa tidur dan juga tidak bisa menghindar bisikan setan hingga pagi tiba. Sampai akhirnya beliau pergi menuju kediaman nabi.  setelah sampai disana, ia berkata “Wahai putra saudaraku!, sungguh aku merasakan kebingungan yang tidak bisa aku pecahkan. Saya tidak tahu apa yang membuatku seperti ini . selalu ada bisikan dalam hatiku, aku tidak tahu apakah itu kebenaran ataukah kesesatan ?. maka nasehatilah aku, wahai putra saudaraku, sungguh aku ingin mendengarkan nasehatmu”.

Kemudian nabi menghadap padanya dan memberikan pengingat, nasehat, berita ancaman  serta kebahagiaan. Mendengar nasehat Nabi saw, seketika itulah Allah menancapkan iman yang kuat di hati hamzah. Hamzah berkata “saya bersaksi dengan sesungguhnya, bahwa engkau adalah benar!. tampakkanlah agamamu, wahai putra saudaraku!, demi Allah! sungguh aku tidak senang hidup dibawah langit jika aku tetap memeluk agama nenek moyangku.”

Sebagaimana Rosululloh saw sering kali disakiti oleh kaum Musyrikin, para sahabat beliau  juga tidak luput dari kebejatan mereka, bahkan dengan siksaan yang lebih pedih. Hal itu terjadi karena mereka mengikuti ajaran  haq yang dibawa Rosululloh saw, sedangkan mereka tidak mempunyai kerabat yang memberikan pembelaan dan perlindungan dari maksud jahat para musuh-musuh-Nya.

Diantara sahabat nabi Muhammad SAW yang disakiti oleh kaum Musyrikin dalam membela agama Alloh SWT adalah

Bilal bin Robbah

Bilal adalah budak Umayyah bin Kholaf al- Jumakhi al- Qurasyi. Ia sering disiksa majikannya karena telah memeluk agama islam. Suatu hari Umayyah mengikat leher Bilal dengan tali, lalu tali itu diberikan kepada anak-anak kecil untuk dibuat mainan. Waktu itu Bilal mengatakan  "Ahad, Ahad [Allah maha esa, Allah maha esa]".

Umayyah juga pernah membawa Bilal ke tengah padang pasir yang sangat panas. Karena begitu panasnya, seandainya ada sepotong daging diletakkan diatasnya,  niscaya akan matang. Umayyah menyuruh seseorang agar meletakkan batu besar di atas dada Bilal. Umayyah berkata pada bilal "apakah kau memilih akan terus begini sampai mati, atau ingkar dengan Muhammad dan menyembah berhala Uzza.?”. Bilal tidak menghiraukan perkataan Umayyah, ia hanya bergeming "Ahad, ahad [Allah maha esa, Allah maha Esa]

Walaupun penyiksaan yang di lakukan Umayyah sudah melampaui batas, namun sedikitpun tidak menggoyahkan keyakinan Bilal untuk selalu mengesakan Allah.

Pada saat itu Abu Bakar ra melihat kejadian tersebut. Beliau menghampiri Umayyah dan berkata "Wahai Umayyah, takutlah pada Allah atas perbuatanmu terhadap orang miskin ini. Sampai kapan kau akan menyiksanya?. kau telah mencelakainya. hentikanlah semua itu!”. Kemudian Abu Bakar ra membelinya dan memerdekakannya.

Berkenaan dengan apa yang terjadi diantara Abu Bakar dan Umayyah, Allah swt menurunkan Al- Qur'ansurat al- Lail ayat 14- 21

Artinya: "Maka, kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala. Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka.( Umayyah Ibn Kholaf ) yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman). Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa ( Abu Bakar )  dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya. padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan".

Abu Bakar melakukan hal ini, tidak lain hanya mencari ridlo Allah swt. Dan ayat di atas menunjukkan keutamaan dan kemuliaan Abu Bakar Asshidiq ra. Selain memerdekakaan Bilal, Abu bakar juga telah memerdekakan beberapa budak yang telah masuk Islam. Pada saat ayah beliau, Abu Quhafah ra  mengetahui hal itu, beliau berkata pada Abu Bakar “wahai puteraku, aku melihat budak-budak yang kau merdekakan adalah budak-budak yang lemah. Kenapa tidak kau merdekakan budak yang kuat, sehingga bisa menjaga dan melindungimu?". Mendengar perkataan ayahnya, Abu Bakar berkata ”wahai ayahku! Saya hanya ingin mendapatkan sesuatu yang dikehendaki Allah Azza Wa Jalla.”

Hamamah
Hamamah adalah ibunda Bilal. Ia termasuk salah satu budak yang di merdekakan oleh Abu Bakar .

Labibah
Labibah adalah seorang budak dari bani Mu’ammil bin Habib. Labibah memeluk agama islam sebelum Umar bin Khatob. Umar sering menyiksanya hingga ia bosan sendiri dan membiarkannya. bahkan umar pernah berkata “aku mengampunimu, karena aku bosan, bukan karena apa-apa!". Labibah menjawab “tuhanmu juga akan menyiksamu jika engkau tidak masuk islam.” Labibah juga termasuk seorang budak yang dimerdekakan oleh Abu Bakar.

Diriwayatkan dari Sa’ad dari Hisan, ia berkata: dulu, saya pernah datang ke Makkah untuk melakukan umroh. pada saat itu Nabi Saw dan para sahabatnya dianiayah dan disiksa oleh kaum Quraisy. Saya  berhenti dan melihat Umar yang saat itu menjadi pemimpin kaumnya, sedang mencekik budak wanita bani Amr bin Mu’ammil (Labibah) hingga ia tak berdaya. Kemudian aku berkata pada Umar “Wahai Umar ia sudah mati “. lalu Abu Bakar membeli dan  memerdekakannya.

Abu Fukaihah

Dalam satu riwayat dijelaskan bahwa nama asli Abu Fukaihah adalah Aflah. ada juga yang mengatakan bahwa nama aslinya adalah Yasar.  Beliau adalah seorang budak milik Sofwan ibn Umayyah bin Kholaf. Beliau masuk islam saat Bilal memeluk islam. Pada saat Umayyah bin Kholaf,  ayah dari Sofyan mengetahui keislaman Abu Fukaihah, lantas dia mengambil Abu Fukaihah,  lantas menyiksa Abu Fukaihah dengan membelenggu kaki beliau dan memerintahkannya agar murtad. Siksaan ini tak ada artinya. Abu Fahiroh tetap menolak, sebab cahaya islam telah menancap kuat di dalam hatinya.

Beliau diikat kakinya, diseret- seret dan dilentangkan ditengah terik matahari, dan saat itu seekor kumbang merubunginya. Melihat hal itu, Umayyah berkata “Apakah Tuhanmu seperti kumbang ini? Beliau menjawab “Allahlah Tuhanku, yang menciptakanku dan dirimu, dan yang telah menciptakan kumbang ini. Dan Allah akan menghancurkanmu.” Pada saat beliau berkata demikian, kumbang-kumbang itu semakin mencekik beliau. Mendengar jawaban Abu Fahiroh, Ubay bin Kholaf, saudara Umayyah bin Kholaf semakin marah dan berkata “siksa dia lebih pedih lagi!, hingga Muhammad datang menyelamatkannya dengan menggunakan sihir”.

Pada waktu terik matahari semakin menyengat, beliau ditarik keluar menuju ke tempat yang lebih panas, dada beliau ditindih batu besar seperti halnya penyiksaaan yang dialami oleh bilal. Karena begitu berat siksaan yang lakukan, hingga lidah beliau menjulur keluar. Orang-orang kafir Quraisy yang mengetahui keadaan Abu Fahiroh mengira bahwa beliau telah mati. Namun kemudian beliau sadar dan akhirnya abu bakar membeli dan memerdekakannya.

Abu Fakihah
Suhaib bin sanan Ar Rumi
Suhaib bin sanan Ar Rumi termasuk salah satu sahabat nabi yang disiksa oleh kaum Qurisy

Zinniroh 

Zinniroh, Seorang budak wanita yang disiksa kafir quraisy sampai buta karena membela agama Alloh swt. siksaan itu tidak menyurutkan semangat perjuangannya, justru semakin menambah keimanannya.

Melihat apa yang terjadi pada Zinniroh,  Abu Jahal berkata : Apakah kalian tidak heran kepada Muhammad dan pengikut- pengikutnya. Seandainya agama yang dibawa Muhammad itu lebih baik, maka tidak mungkin kita didahului mereka dalam memeluknya. mana mungkin Zinniroh yang seperti itu lebih cerdas dari pada kita.”

Sikap abu jahal ini terekam dalam firman Alloh SWT , surat Al Qof ayat 11:

Artinya: "Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: Kalau sekiranya di (Al Quran) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya. Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka akan berkata: Ini adalah dusta yang lama."
Namun kemudian, Akhirnya Zinniroh dimerdekakan oleh Abu Bakar
Ummu Unais

Ummu Unais adalah salah satu budak yang dimerdekakan oleh sahabat Abu Bakar ra dari Bani Zuhroh. Ia disiksa oleh Aswad bin Abdi Yaghuts.

Amar bin Yasir Amar bin Yasir 

Amar bin Yasir, saudara, bapak dan ibunya. Mereka disiksa dengan api, dan saat itu Rosululloh saw lewat dan melihat mereka seraya berkata  "Bertahanlah wahai keluarga Yasir, tempat yang dijanjikan pada kalian adalah surga. Ya Alloh ampunilah keluarga Yasir . Kedua orang tua Amar wafat akibat siksaan kaum Quraisy.

Sedangkan Amar, terpaksa mengucapkan kalimat kufur Pada saat disiksa oleh Abu Jahal. Ia dibalut baju besi dan di letakkan ditengah terik matahari yang sangat panas.

Kaum Muslimin berkata ”Amar telah murtad!.” Mendengar perkataan itu Nabi Muhammad saw berkata ” keimanan telah merasuk ke seluruh tubuh Amar mulai dari ujung rambut sampai dengan ujung kakinya.”

Berkenaan ini, Alloh swt menurunkan surat an- Nahl ayat 106 yang menjelaskan kedudukan Amar, dan terbebasya dia dari kemurtadan, karena ia dalam keadaan di paksa. Allah swt berfirman :

Artinya : "Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar".

Khobab bin Al Arot 

Khobab bin al-Arot, ia seorang tawanan pada zaman jahiliah yang kemudian dibeli oleh Ummu Ammar. Khobab adalah seorang Pande (tukang besi) yang dikenal nabi Muhammad saw sebelum beliau diangkat menjadi nabi. Ketika beliau diangkat menjadi nabi, Khobab lantas masuk islam. Seperti sahabat yang lainnya, dia juga mendapatkan siksaan dari majikan wanitanya, karena telah mengikuti ajaran Rosulullah saw.

Majikanya pernah menempelkan sebuah besi panas dipunggungnya, agar ia mau berpaling dari ajaran yang dibawa nabi. Usaha majikannya hanya sia-sia saja. Khobab hanya bergeming, bahkan keimanannya semakin tambah kuat.

Suatu hari Khobab datang kepada Rosulullah saw. Saat itu, beliau sedang berselimut kain bergaris di bawah Ka'bah. Khobab berkata "Wahai Rosulullah, kami memohon agar anda mendo’akan kami pada Allah swt !”.

Seketika itu Nabi duduk, wajahnya memerah seraya berkata "Sesungguhnya kaum muslimin sebelum kalian, mempertahankan keimanannya hingga disisir daging dan urat sarafnya dengan sisir besi, gergaji diletakkan di sigaran rambutnya, kemudian tubuh mereka di belah menjadi dua. namun mereka tidak pernah berpaling dari agama Allah. Sungguh Allah swt akan menampakkan agama islam, hingga seorang pengendara yang berjalan dari tanah Shon’a menuju Hadlromaut tidak merasa takut pada siapapun selain pada Allah swt, meskipun serigala diantara kambing-kambing mereka.”

Memandang kondisi begitu berat yang di hadapi kaum muslimin, Nabi saw berani mengungkapkan janji kemenangan seperti di atas. Hal itu tidak lain adalah wahyu dari Allah. karena, secara logika kondisi yang seperti itu, tidak memungkinkan agama yang dianut mereka akan mampu mencapai kemenangan.

Kemudian Allah swt menurunkan surat Al Ankabut ayat 1- 3 sebagai penguat bagi hati orang-orang Mukmin

Artinya: "Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta".

Ketika siksaan yang dialami Abu Bakar as-Sidiq, sudah terlalu parah, maka beliau mengambil keputusan untuk hijrah dari Makkah menuju Habasyah(Afrika). Sehingga Abu Bakar bernagkat menuju Habasyah. Ketika sampai di Barkal Ghomad, Abu bakar berjumpa dengan Ibnu Al Daghnah , pemimpin Kabilah Al Qoroh.

Ibnu al- Daghnah bertanya pada Abu bakar "Hendak kemanakah engkau wahai Abu bakar?”. Abu Bakar menjawab "Aku diusir oleh kaumku, maka aku akan pergi mengelilingi dunia dan menyembah tuhanku". Ibnu al- Daghnah berkata  "wahai Abu Bakar, Orang sepertimu tak pantas diusir. sesungguhnya engkau menyantuni orang-orang fakir, bersilaturrahim, menyantuni orang-orang tidak mampu, menjamu tamu serta membantu pada korban bencana, maka aku akan melindungimu. Kembalilah dan sembahlah tuhanmu di daerahmu” .

Abu Bakar pun kembali ke Makkah bersama Ibnu al- Daghnah. Setelah sampai, mereka berdua menemui pemuka kaum Quraisy. Ibnu al  -Daghnah berkata kepada mereka  "Orang seperti Abu Bakar tidak sepantasnya diusir. Apakah kalian akan mengusir seorang penyantun fakir miskin, penyambung kerabat, penyantun orang- orang tidak mampu, penjamuan para tamu dan suka membantu korban bencana ?"

Seluruh kaum Quraisy mengakui pelindungan Ibnu al- Daghnah. kaum Quraisy berkata kepadanya "kami akan membiarkan Abu Bakar beribadah di rumahnya, silahkan ia sholat apa saja di rumahnya, membaca apa saja. Namun, jangan sampai kami semua terganggu dengan berbagai ritualnya. Jangan sampai ia menampakkan ibadahnya, kami khawatir pada anak-anak dan istri kami akan terpengaruhi olehnya.”

Ibnu al- Daghnah menyampaikan semua syarat tersebut kepada Abu Bakar. Akhirnya Abu Bakar menerima dan tinggal di rumahnya. beliau beribadah kepada Allah dan tidak menampakkan sholatnya, tidak membaca al- Qur’an selain di dalam rumah. Namun Abu Bakar berubah pikiran. Abu Bakar membangun Masjid di halaman rumahnya serta sholat dan membaca al- Qur'an dalam masjid tersebut. Akibatnya, banyak wanita dan anak- anak kaum Musyrikin yang terpengaruh. Mereka kagum  melihat Abu Bakar, ketika beliau menangis dan tidak mampu membendung air matanya disaat membaca Al Qur’an.

Hal itu mengejutkan pada para pemuka kaum Quraisy. Mereka mengirimkan utusan pada Ibnu ad- Daghnah. Utusan tersebut menyampaikan pesan orang-orang Quraisy yang berisi:  ”Sesungguhnya kami telah membiarkan Abu Bakar dalam perlindunganmu, dengan syarat ia beribadah di rumahnya, tapi ia telah melanggar janji. Abu Bakar telah membangun Masjid dihalaman rumahnya, ia menampakkan sholat dan membaca al- Qur’an di dalamnya. Kami kawatir pada istri dan anak-anak kami. Jika Abu Bakar hanya melakukan ibadah di dalam rumahnya, niscaya kami tidak akan mengganggu. namun jika ia tidak mau melaksanakan syarat-syarat kami, maka cabutlah jaminan keamanan yang kau berikan padanya. Karena kami tidak mau melanggar perjanjian dan kami tidak mengizinkan Abu bakar memperlihatkan ibadahnya serta memperdengarkan bacaan al- Qur’an.”

Kemudian ibnu Al- Daghnahmendatangi Abu Bakar dan berkata "Engkau telah tahu perjanjian yang aku putuskan kepadamu, maka pilihlah, menepati janji atau aku cabut jaminan keamanan yang telah kuberikan padamu. karena aku tidak ingin orang-orang Arab mendengar bahwa aku melanggar perjanjian yang telah aku buat dengan seseorang.”

 Abu Bakar berkata " aku kembalikan jaminan keamananmu dan aku rela dengan perlindungan Allah.” [HR bukhori].  Hal ini menyebabkan siksaan terhadap Abu Bakar semakin berat.

Secara umum tidak ada satupun dari kaum Muslimin yang terhindar dari berbagai bentuk penyiksaan. Namun bagi mereka, Semua siksaan ini terasa indah selama mendapat ridlo Allah swt. oleh sebab itu, tak sedikitpun hati mereka goyah dari agama Islam. Bahkan Allah swt meneguhkan hati mereka, kelak Allah swt menyempurnakan agama-Nya dengan tangan mereka, dan menjadikan mereka sebagai penguasa bumi.  Padahal sebelumnya mereka dianggap sebagai orang-orang yang lemah dan hina. Allah swt berfirman didalam surat Al Qoshosh ayat 5

Artinya: "Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)"

Kaum muslimin memeluk agama islam bukan untuk tujuan duniawi. Karena, jika hal ini yang diharapkan, niscaya mereka akan mudah untuk dipalingkan dari agama islam. Akan tetapi Alloh SWT memberikan taufiq untuk mendapatkan haqiqat iman, sehingga segala sesuatu selain iman tidak ada artinya.

Saat orang-orang Quraisy mengetahui bahwa semua siksaan yang mereka lakukan tidak ada artinya, bahkan setiap siksaan justru menambah keimanan kaum muslimin, akhirnya mereka berkumpul untuk bermusyawarah. Utbah bin Robi’ah Al ‘Absyami dari Bani Abdi Syams bin Abdul Mutholib, seorang pemimpin yang disegani dan ditaati dikalangan kaumnya berkata "wahai orang-orang Quraisy, perlukah aku mendatangi Muhammad dan menawarkan  beberapa hal supaya ia menerima salah satunya agar kita bisa terbebas darinya?.” Kaum Quraisy menjawab "wahai Aba Al Walid, datanglah pada Muhammad dan berbicaralah padanya."

Kemudian Utbah bin Robi’ah mendatangi Rasululloh saw saat beliau sedang sholat di Masjidil Harom. Utbah berkata  "Wahai putra saudaraku, sesungguhnya engkau memiliki leluhur dan nasab yang paling mulia diantara kami. engkau telah datang pada kaummu dengan membawa sesuatu yang membuat mereka terpecah belah. engkau mengangggap bodoh akal, mencela berhala-berhala, menghina agama, dan mengkafirkan nenek moyang mereka. Maka dengarkanlah, aku akan menawarkan beberapa hal padamu untuk kau renungkan, agar engkau dapat menerima salah satu diantaranya."

Nabi Muahmmad SAW berkata "Katakanlah wahai Abal Walid. Aku akan mendengarkanya.” Kemudian Utbah berkata "Wahai putera saudaraku, jika kamu menginginkan harta yang banyak dengan apa yang kau bawa itu, maka akan kami kumpulkan harta untukmu sehingga engkau menjadi orang yang paling kaya. apabila engkau menginginkan kemulian, maka kami akan menjadikanmu sebagai seorang pemimpin, sehingga kami tidak akan pernah memutuskan perkara apapun tanpa persetujuanmu. Jika engkau menginginkan kerajaan, maka kami akan menjadikanmu sebagai seorang raja. Dan jika ada Khodam Jin yang datang kepadamu dan engkau tidak mampu mengusirnya, maka kami sanggup mencarikan seorang Tabib untukmu. Akan  kami relakan harta hingga engkau sembuh dan terbebas dari Khodam Jin itu, karena terkadang seorang Khodam bisa mengalahkan majikannya, kecuali ia bisa mengobatinya.”

Mendengar ocehan Utbah, Nabi Muhammad SAW hanya diam seribu bahas. Setelah Utbah selesai berpidato, maka Nbai saw berkata "apakah bicaramu sudah selesai wahai Aba Al Walid ?” Utbah menjawab " Sudah.” Nabi Muhammad SAW berkata "Maka sekarang dengarkan aku.  Kemudian beliau membacakan surat Fussilat ayat 1-14


Artinya: "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang . Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui,  yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan. Mereka berkata: "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula)." Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepadaNya dan mohonlah ampun kepadaNya. Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya. (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka mendapat pahala yang tiada putus-putusnya." Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam." Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati."  Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Jika mereka berpaling maka katakanlah: "Aku telah memperingatkan kamu dengan petir, seperti petir yang menimpa kaum 'Aad dan Tsamud.". Ketika para rasul datang kepada mereka dari depan dan belakang mereka (dengan menyerukan): "Janganlah kamu menyembah selain Allah." Mereka menjawab: "Kalau Tuhan kami menghendaki tentu Dia akan menurunkan malaikat-malaikat-Nya, maka sesungguhnya kami kafir kepada wahyu yang kamu diutus membawanya."

Kemudian nabi saw melakukan sujud tilawah. Saat  untaian ayat-ayat al- Qur'an mengalir indah dari bibir mulia  Nabi Muhammad saw, Utbah hanya membisu. Ia mendengarkan dengan seksama dan bersandar seraya meletakkan kedua tangan kebelakang  punggungnya.

  Seketika itu mulut Utbah terkunci. Ia mengurungkan maksudnya lantas meninggalkan Nabi saw, pergi menuju tempat pertemuan kaum Quraisy. Melihat kedatangan Utbah, kaum Quraisy berkata “demi Allah! wajah Abu al-Walid kelihatan berubah, tidak seperti saat ia pergi meniggalkan kita!,". mereka bertanya pada Utbah "apa yang terjadi padamu , wahai Aba Al Walid ?”.

Utbah berkata "demi Alloh, sungguh aku telah mendengar ucapan yang selama ini belum pernah aku dengar. Demi Alloh ucapan itu bukan sya’ir, bukan ramalan dan juga bukan sihir. Wahai kaum Quraisy, dengarkan dan ikutilah kata-kataku. Biarkan Muhammad dan perkara yang dibawanya, jahuilah dia. Demi Alloh, sungguh dalam ucapannya terdapat suatu ancaman. jika memang ancaman itu ditujukan pada orang Arab(selain kalian) maka kalian terhindar dari ancaman tersebut. Dan jika berita itu membawa kejayaan pada bangsa  Arab, maka kejayaannya akan kalian nikmati juga".

Mendengar perkataan Utbah, Kaum Quraisy berkata "Sungguh Muhammad telah menyihirmu”. Utbah berkata "Ini adalah pendapatku, dan lakukanlah apa yang baik menurut kalian".

  Utbah adalah orang pertama yang tewas dalam perang Badar.  sebenarnya ia telah mengetahui bahwa ajaran yang dibawa nabi adalah benar. Meskipun demikian, Utbah tetap memerangi kaum muslimin.

Mendengar semua itu, kaum Quraisy memberi tawaran agar nabi Muhammad SAW menyembah berhala bersama mereka, dan kaum Quraisy bersama-sama nabi Muhammad beribadah dengan agama islam.
Menyikapi tindakkan kafir Quraisy ini, Alloh SWT menurunkan surat Al Kafirun  ayat 1- 6. Allah swt berfirman :

Artinya: "Katakanlah: Hai orang-orang kafir(1) Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah(2) dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah(3) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah(4) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah(5) Untukmu agamamu, dan untukkulah,agamaku.

Setelah ayat ini turun kaum Quraisy merasa putus asa,akhirnya mereka meminta agar Nabi Muhammad SAW menghapus ayat-ayat al- Qur'anyang mengandung celaan terhadap berhala sesembahan mereka dan ancaman yang menakutkan. Mereka juga meminta agar nabi Muhammad SAW membawa al- Qur'anyang lain, atau mengganti al- Qur'andengan al- Qur'anyang lain.

Allah SWT pun menjawab permintaan mereka dengan menurunkan surat Yunus ayat   15 . allah swt berfirman :

Artinya: "Katakanlah: Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan kepadaku".

Suatu hari, ketika Rosulullah saw sedang bersama pembesar-pembesar Quraisy dan beliau menawarkan Al- Qur'anserta agama islam, tiba-tiba datang orang buta yang bernama Abdullah Ibnu Ummi Maktum. Ia termasuk orang yang pertama kali masuk islam. Saat itu nabi Muhammad saw sedang berbicara dengan pemuka-pemuka Quraisy. Nabi berharap mereka  mau masuk islam.
Abdullah berkata kepada nabi Muhammad saw "Wahai Rosululloh, ajarilah aku sebagian dari wahyu yang di sampaikan Allah kepada anda."

Berulang kali Abdulloh mengucapkan kata-kata itu, namun Rosululloh tidak ingin memotong pembicaraannya dengan pemuka-pemuka Quraisy. beliau khawatir, pemuka- pemuka Quraisy itu tersinggung jika beliau mengalihkan perhatiannya kepada orang miskin itu.

Akhirnya nabi Muhammad saw mendapat teguran dari Allah swt dengan diturunkannya surat ‘Abasa  ayat 1-10:

Artinya: "Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling  karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran

Post a Comment

0 Comments