Debat Nasional antara calon wakil presiden telah berakhir, ditutup dengan pernyataan tegas KH Ma'ruf Amin. Ia mengajak semua pihak untuk ikut serta dalam memerangi fitnah dan hoax yang kerap beredar di masyarakat. Dia juga bersumpah untuk melawan semua hoax selama hidupnya.
Seperti yang telah kita lihat, fitnah menyebar di mana-mana. Baik itu melalui media sosial, atau dari mulut ke mulut. Berita yang masih belum bisa dipastikan kebenarannya kerap membuat setiap orang saling curiga, dimungkinkan juga menyebabkan perpecahan dan bahkan permusuhan, negara yang harmonis dan toleran kini menjadi panas. KH Ma'ruf Amin menekankan bahwa fitnah telah merusak tatanan bangsa Indonesia sejauh ini.
Bagaimanapun juga, hoax dapat menyebabkan orang percaya pada berita palsu. Contohnya hoax yang terjadi di Jawa Barat yang disebarkan oleh ibu-ibu sukarelawan oposisi yang mengatakan jika presiden saat ini masih memerintah, adzan dan doa-doa yang dilantunkan menggunakan speaker akan dilarang. Video-video dari para ibu-ibu kampungan ini bahkan menjadi viral di media sosial. Tentu saja berita fitnah ini akan sangat berbahaya bagi keamanan negara yang sebagian besar beragama Islam.
Contoh lain adalah fitnah terkait perzinaan yang akan dilegalkan. fitnah ini disampaikan oleh seorang dosen dari Jawa Timur dengan merujuk pada pernyataan Tengku Zulkarnanen. Sebagai informasi, Tengku Zulkarnaen adalah Wasekjen MUI yang membahas RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU P-KS). Tengku Zulkarnaen mengatakan bahwa pemerintah akan melegalkan perzinahan dan menyediakan kontrasepsi bagi kaum muda jika RUU tersebut disahkan. Namun, belakangan Tengku Zulkarnanen mencabut pernyataannya dan meminta maaf. Karena setelah melihat RUU P-KS dia tidak menemukan artikel tentang ketentuan kontrasepsi dari pemerintah bagi pasangan yang belum menikah.
Uniknya fitnah dan hoax selalu merujuk pada keterkaitan dengan moralitas agama. Mungkin itu pula yang menyebabkan Ketua PBNU Said Aqil Siradj membuat pernyataan bahwa ia selalu menyuarakan anti-radikalisme, anti-ekstremisme dan anti-terorisme. Dia juga menyatakan bahwa banyak pendukung radikalisme berasal dari partai 02 pendukung Prabowo Sandi. Karena dalam analisisnya, dua contoh fitnah yang dicontohkan diatas nyatanya berasal dari kubu oposisi. Fitnah itu muncul dari ketakutan dan ilusi mereka terhadap pemerintahan Jokowi.
Kebohongan, berita palsu, hoax dan fitnah kerap menjangkiti pemerintahan Jokowi terus menerus selama ia menjabat, KH Ma'ruf Amin berusaha melawannya bahkan bersumpah "Saya bersumpah, demi Allah, selama hidupku, Saya akan menentang upaya-upaya yang akan melakukan semua fitnah itu. Allah telah berfirman, in jaakum fasiqun binabain fatabayyanu, jika kepadamu datang orang fasik membawa berita, cobalah kamu tabayun, kamu periksa , jangan hanya menerimanya begitu saja. "
Sumpah itu menunjukkan ketegasan sikap KH Ma'ruf Amin yang tidak ingin kinerjanya nanti sebagai wakil Presiden dihancurkan oleh fitnah, hoax dan berita-berita palsu.
0 Comments