Di sebuah pengajian maiyyahnya, Cak Nun menjelaskan soal Cinta, cinta itu apa? menurut Cak Nun, jika kita melihat cinta dalam segi harfiah kosakata dalam bahasa Indonesianya, sebenarnya cinta dan kasih sayang itu tidak ada asal-usul dan sejarah Nya, sehingga banyak dari kita yang kebingungan tentang mengartikan Apa itu cinta dan apa itu kasih sayang.
Tetapi mari kita ambil satu acuan yang sudah di legitimasi oleh Tuhan di dalam al-Quran, dimana Allah memilih bahasa tertentu karena mungkin bagi Allah, bahasa ini dianggap bahasa yang paling efisien untuk mewakili. Kalau kita melihat dari sudut pandang orang lain, kebanyakan manusia memandang bahwa Cinta itu harus saling mencintai ksiantara kedua belah pihak, baik bsi laki-lakinyamaupun si perempuannya.
Karena keduanya saling mencintai, maka masing-masing dari mereka itu bisa saling menerima, jika sudah begini maka pasti macem-macem akan berlaku supaya diantara keduanya bisa saling nyenengin orang yang dicintainya, maka sebab itulah akan terjadi suatu keindahan dalam kehidupan ini. Keindahan ini terletak dari orang yang sama-sama saling meencintai dimana degngan adanya cinta mereka akan gampang menerima apa adanya, tidak hanya satu pihak saja, mereka akan mudah menurunkan egonya masing-masing.
Katakanlah saya ini mencintai Mbak Novia, Saya tidak perduli dengan diri saya, tetapi Mbak Novi lah yang peduli dengan diri saya, karena dia mencintai saya.
Begitu juga Novia tidak peduli sama dirinya karena dia mencintai saya, tetapi saya lah yang wajib peduli terhadap dirinya. Jadi ini seperti bola pingpong sebenarnya dan nanti akan terjadi suatu suatu keindahan yang sangat luar biasa.
Kalau di dalam agama islam itu ada 1 kata yang sangat luarbiasa yang menggambarkan tentang cinta dan kasih sayang. Kalau semisal kita melihat suatu peristiwa yang meluas maka subjeknya adalah Rohman, sedangkan kalau peristiwanya mendalam atau meninggi maka bahasanya menjadi Rohim
Di dalam pengucapannya saja itu berbeda, kalau Kita mengucapkan 'Rahman' mulut kita itu pasti mangap atau menguap atau meluas. Makanya Alllah menomorsatukan keluasan terlebih dahulu untuk Rohman dulu baru Rohim.
Orang yang sudah berdialektik secara sosial baru nanti memahami bahasa Rohim, yakni cinta yang mendalam.
Jadi yang nomor satu itu cinta yang meluas dulu baru cinta yang mendalam.
Anda kalau sempat bacalah surat al-Furqon, di sana anda akan menemukan banyak redaksi ayat yang menggunakan kata Rohman.
Kalau kita memahami dari sifat Rahman tersebut itu sangat indah sekali.
Bagi saya Rahman itu kasih sayang sedangkan Rohim itu cinta, jadi kalau ingin kita dicintai oleh orang lain maka kita harus bisa menebar kasih sayang atau Rohman kepada semua orang, baru nanti kita akan mendapatkan cinta yakni rohim.
Gampangannya begini, jika berdoa berdoalah terlebih dahulu untuk semua orang baru berdoa untuk diri Anda sendiri. Tulisan ini diambil dari video youtube dengan sumber dari sini
0 Comments