merdeka.com
UDARA
Aku bertanya kepada hujan
Kenapa ia lari begitu kencang
Tapi hujan berbisik kesakitan
Bukan aku yang kesetanan, katanya
Tapi angin ribut yang menerbangkan
Aku berpaling kepada awan
Erupsinya sudah mengental di angkasa
Apalah dayaku, kata awan
Jika karena angin aku menggumpal
Lalu aku bertanya kepada alam
Tentang hujan, tentang awan
Sedangkan alam tak bersuara
Ia malah menjelma dalam udara
Iramanya sama sekali tak terdengar
Ia tak terlihat, tak berwarna tapi ia ada
Udara adalah bahasa qalbu
Suaranya berbunyi dalam jiwa
Iramanya ada di lubang telinga
Pesonanya terpatri dalam dada
Gambarnya berjongkok di bawah mata
Udara tak pernah tampak nyata
Tapi ia hadir dalam hembusan napas
Udara adalah ruh, jiwa dan jasad
Bukan udara yang tak berbicara
Tapi telinga manusia yang tertutupi dosa
Jika udara ada dalam dirimu
Mengapa engkau melihatnya terlalu jauh
Ketika merasakan hadirnya udara
Tak lagi ku bertanya pada awan dan hujan
Tapi cukup aku berbisik kedalam jiwa
Di dalamnya ada udara, ada doa
0 Comments