F Membangun Rekonsiliasi Pemuda dalam Mendukung Peradaban

Membangun Rekonsiliasi Pemuda dalam Mendukung Peradaban

Membangun Rekonsiliasi Pemuda dalam Mendukung Peradaban

Pemuda selalu digambarkan sebagai perjuangan, kreativitas, dan keberanian. Ia hadir dengan kekuatan kolektif hegemoni. Keinginan untuk berubah tak terbendung. Nyali idealismenya tidak terbatas. Bahkan dengan cara perwalian dan kebenaran, remaja selalu mengedepankan tubuh mereka.

Proklamator suatu bangsa, yang juga seorang orator yang ulung, pernah mengatakan bahwa untuk mengguncang dunia, ia hanya membutuhkan sepuluh orang muda, bukan sepuluh orang tua.

Ini menggambarkan bahwa anak muda adalah subjek sekaligus obyek kekuatan, mentalitas dan kegigihan yang tidak dapat diragukan. Pemuda tidak hanya diwakili oleh hanya enam huruf, lebih dari itu, ukurannya terletak pada tekad yang kuat, kualitas imajinasi, kekuatan emosional, dan kesegaran kehidupan. Beberapa fenomena dan peristiwa di beberapa negara selalu diprakarsai dan diprakarsai oleh kaum muda.

Tidak terkecuali dengan tragedi bangsa ini sejak awal kemerdekaan hingga meletusnya reformasi yang terjadi 21 tahun lalu. Namun, seiring dengan perkembangan revolusi teknologi, pergeseran budaya, dan penurunan nilai-nilai sosial, pemuda menjadi objek target yang disalahkan atas masalah tersebut. Ketika melihat realitas sosial dan dinamika zaman, anak muda saat ini hanya sebatas potret kesia-siaan. Antusiasmenya hanya menggemakan teori dan isi retorika belaka.

Meskipun dalam kenyataannya, anak muda hidup dalam iklim keberadaan, aktualisasi dan kompetisi. Sensitivitas dan keaslian atas nilai-nilai kehidupan semakin surut, pola tindakan dan moralitas tampak kacau. Dengan melihat kondisi saat ini, semangat revitalisasi harus selalu dihidupkan bersama dengan menurunnya militansi pemuda dan sikap peduli. Situasi ancaman ini dapat digunakan sebagai peluang bersama untuk merangkul semangat persatuan di republik ini.

Apalagi negara ini merupakan daerah dengan masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya yang sering tumpang tindih. Pemulihan semangat pemuda dalam menjaga isu-isu publik harus dibangun di setiap lini. Jejaring kaum muda dapat diliputi dengan latar belakang masalah yang saat ini kita tidak buta terhadapnya. Peran pemuda di republik ini perlu dioptimalkan dengan segala bentuk advokasi kolektif yang dapat dirintis oleh kaum muda. Dengan melihat sekeliling kita, fenomena lingkungan benar-benar sangat memprihatinkan. Tanpa harus membuka mata, kita sadar akan kemiringan masalah ini.

Beberapa waktu lalu, data diserahkan oleh konsorsium reforma agraria. Ada sebanyak 300 kasus pembakaran hutan yang dilakukan dalam 4 tahun terakhir. Asap yang mengelilingi udara dan kemudian tersapu oleh angin untuk berdampak pada iklim udara di beberapa negara tetangga tidak dapat ditoleransi. Apa yang kita tonton, baca, dan lihat di berbagai media sosial dan cetak bukan hanya cerita pengantar tidur. Itu adalah fenomena nyata di sekitar kita. Kasus lain, misalnya, beberapa waktu lalu, adalah ditemukannya paus dan makhluk laut yang terdampar di sejumlah pantai dengan perut plastik.

Ini juga membuktikan bahwa ekologi darat, udara dan laut menunjukkan banyak kerusakan. Kita dapat mengatur dan kemudian berangkat dari masalah-masalah ini, mungkin menjadi titik balik bagi kaum muda untuk dapat bekerja sama dan menjaga dari masalah kerusakan ekosistem.

Lingkungan seperti arteri dari kelanjutan kehidupan manusia. Masalah terkait dengan lingkungan karena kerusakan lingkungan sebagai akibat dari aktivitas manusia itu sendiri. Beberapa contoh yang kita ketahui bersama adalah tanggung jawab kita bersama. Gerakan eko-budaya perlu diinisiasi sebagai konsep besar membangun hubungan dan jejaring pemuda di Indonesia. Era gangguan bukan hanya fase di mana kompetisi dikedepankan. Tetapi juga kombinasi energi dan kolaborasi bersama.

Karena meskipun obsesi dan ambisi gerakan dapat diukur dari manfaatnya bagi orang lain. Kesadaran akan keterlibatan anak muda dalam kaitannya dengan masalah lingkungan harus disertai dengan formula mental yang kuat dan gerakan kesadaran yang masif. Rekonsiliasi harus disertai dengan militansi daripada stagnasi.

Gerakan lingkungan harus diperjuangkan untuk menyelamatkan hak-hak generasi mendatang dalam memastikan hak-hak mereka untuk mendapatkan kehidupan yang sehat dan layak. Generasi baik yang telah dilahirkan atau tidak, kami tidak hanya menghitung statistik ukuran demografis atau numerik belaka.

Yayasan ini adalah dalam penentuan kami kaum muda dalam menginvestasikan peradaban dalam menyelamatkan lingkungan. Harus disadari bersama bahwa anak-anak saat ini selalu menjadi korban dari sistem ekonomi kapitalistik dan mesin pembangunan serakah yang menghasilkan perubahan iklim dan lingkungan. Anak-anak harus mati, karena dampak dari pilihan ekonomi serakah dan destruktif yang disebut industri pertambangan. Kami mengabaikan, meskipun mereka sebagai generasi masa depan memiliki kesempatan untuk membawa perubahan ke situasi yang lebih baik. Memecah masalah tidak semudah menonton aksi sulap.

Dengan membangun kekuatan dan jaringan pemuda di kepulauan untuk bersama-sama menyelesaikan semua masalah masalah lingkungan, perlu untuk melakukannya. Bumi yang kita tinggali saat ini adalah warisan yang harus dilestarikan. Implementasi pemuda diperlukan dalam menjaga dan menindaklanjuti. Langkah ini tidak lain adalah bentuk upaya kami untuk mendedikasikan nilai. Terlepas dari siapa mereka, apa etnisitas mereka dan dari mana mereka berasal, karena kontribusi dan pengabdian kepada bumi adalah kewajiban dan kebutuhan kita sebagai penumpang di dalamnya. Bersama-sama kita membangun kekuatan jejaring pemuda dengan membangun peradaban yang lebih baik.

Post a Comment

0 Comments