Kata Jokowi, beberapa orang menjadi marah ketika Jokowi mengatakan bahwa dia tidak menghabiskan samasekali uang selama Pilgub DKI. Tidak ada yang salah dengan pernyataan Jokowi itu, karena pada kenyataannya, ketika menjadi Gubernur DKI, ia mendapat dukungan dari Prabowo dan Megawati.
Kasus Hashim, saudara laki-laki Prabowo yang kehabisan uang untuk keperluan pencalonan Jokowi, adalah masalah lain. Mustahil bagi Hashim untuk tiba-tiba menarik uang tanpa bunga, yang jelas Pilgub DKI kemarin juga merupakan momentum untuk mempromosikan Prabowo (kakak kandungnya) sebagai Calon Presiden.
Bahkan, pada akhirnya Jokowi harus bertarung melawan Prabowo dalam pemilihan presiden 2014, dan itu bukan kekuatan Jokowi. Tetapi itu juga merupakan pil pahit bagi Prabowo dan Hasyim, karena di luar dugaan, orang-orang yang telah didukung dalam Pilgub DKI, kini menjadi saingan, hingga Pemilihan Presiden 2019.
Coba pikirkan lagi, apa yang salah dengan pernyataan Jokowi? Karena pada kenyataannya memang demikian. Serupa dengan pernyataan Gus Dur, jika dia nanti akan menjadi Presiden, itu adalah modal lutut, Sedangkan Amien Rais?, Amien Rais malah melakukannya sehingga Gus Dur bisa menjadi Presiden, dengan menolak Megawati.
Sama dengan Jokowi, yang hanya pergi ke Pilgub DKI Jakarta hanya dengan modal lutut, modal duitnya dari Prabowo dan Hasyim, biasanya di dunia politik seperti itu sudah lumrah. Simbiosis mutualisme dalam politik sudah umum, tidak perlu dipertanyakan lagi.
Seorang pengusaha pasti sudah lama memperhitungkan kerugiannya, untuk bertaruh di dunia politik, meskipun akhirnya tidak menguntungkan, itu masalah lain, bisa jadi karena salah perhitungan. Mungkin awalnya berjudi, dia berpikir bahwa jika nanti sudah berkuasa Jokowi bisa dimainkan, meskipun akhirnya Jokowi melupakan dua orang ini.
Itulah hikmah dari nasib setiap orang, jika ditakdirkan untuk menjadi pemimpin, tanpa usaha sekalipun ia akan mendapatkannya. Banyak yang ingin mencapai takdir, mereka berusaha sangat keras, pada akhirnya uangnya malah habis menjadi sia-sia. Gus Dur dan Jokowi adalah dua tipe pemimpin yang sudah ditakdirkan menjadi ‘penguasa’ meskipun cuma modal lutut dan modal mulut. Meskipun tak ada duit dikantong mereka.
0 Comments